Kanvas Model Bisnis - Bisnis Wedding Organizer

Bismillaahirrohmaanirrohiim, pembaca Tribun yang berbahagia, semoga hari ini Jum’at, 29.07.2022 lebih baik dari kemarin. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Sampai dengan April 2022 mencapai 278.752.361 jiwa. Menurut www.bps.go.id jumlah penduduk Indonesia tahun 2022 usia 15-19 tahun sebanyak 22.176.543 jiwa. Usia 20-24 tahun sebanya 22.520.014 jiwa. Usia 25-29 tahun sebanyak 22.436.965. Usia 30-34 tahun sebanyak 22.036.720 jiwa. Data tersebut merupakan pasar bagi siapa saja yang ingin membuka usaha di bidang Wedding Organizer. Keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran orang yang akan menyelenggarakan hajatan pernikahan, memperkuat peluang bisnis tersebut.
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk membuka bisnis itu diantaranya proposisi nilai. Proposisi nilai merupakan solusi dari permasalahan yang biasanya dialami oleh orang yang akan menyelenggarakan hajatan pernikahan. Masalah-masalah yang biasanya muncul diantaranya pengetahuan tentang dunia perweddingan, dimana tempat wedding organizer yang profesional tetapi sesuai dengan budget atau anggaran. Dimana catering yang enak dan murah. Dimana jasa rias dan sewa baju yang sesuai dengan harapan. Dimana jasa fotografi yang bagus dan murah, dan lain sebagainya. Biasanya orang yang sedang mencari wedding organizer mencari informasi dengan cara bertanya pada orang-orang terdekat, mencari di instagram, di face book dan di google. Berdasarkan informasi tersebut, calon wirausaha kemudian menentukan solusi kreatif apa saja yang dapat membantu mensolusi masalah tersebut.
Setelah menentukan proposisi nilai, langkah berikutnya adalah menentukan channel (media) yang digunakan untuk berkomunikasi dan melakukan transaksi. Misalnya konsumen dapat datang langsung ke kantor, atau dapat chat di WA, DM di IG, dan lain sebagainya. Untuk dapat mengkomunikasikan proposisi nilai yang telah dibuat, perlu menentukan program-program untuk mengakuisisi pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada sampai dia mau merekomendasikan ke orang lain.
Melakukan identifikasi infrastruktur meliputi aktivitas kunci, sumber daya kunci dan mitra atau partner kunci. Aktivitas kunci merupakan aktivitas-aktivitas pokok yang ada di dalam suatu bisnis wedding organizer, misalnya melakukan promosi melalui media sosial yang dimiliki, mengikuti pameran-pameran, membuat workshop pernikahan, melayani konsultasi, melaksanakan kegiatan wedding, dan lain sebagainya. Melakukan identifikasi sumber daya kunci apa saja yang dibutuhkan, baik sumber daya fisik maupun sumber daya non-fisik. Sumber daya fisik itu sumber daya yang kelihatan, misalnya kantor, tim, media sosial, website dan lain-lain. Sumber daya non-fisik adalah sumber daya yang tidak kelihatan, diantaranya merek atau brand, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), kompetensi tim, dan lain-lain. Apabila ada aktivitas kunci atau sumber daya kunci tidak dapat diusahakan atau disediakan sendiri, masih ada dewa penolong yaitu mitra atau partner kunci. Nah biasanya ini yang dipakai senjata bagi para mahasiwa Amikom yang memulai usaha wedding organizer dengan modal dengkul. Mereka bermitra dengan catering, jasa fotografi, jasa dekorasi, jasa rias dan sewa baru, jasa persewaan gedung/tenda dan perlengkapannya. Untuk memastikan kelayakan bisnis ini, perlu disusun rencana pendapatan (revenue stream) dan rencana biaya (cost structure). Apabila jumlah pemasukan lebih besar dari biaya maka konsidi bisnis ini layak.
Seiring dengan kebijakan kelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat, sampai dengan Juli 2022, bisnis event organizer mulai naik. Hal terbukti ketika mencari beberapa vendor untuk keperluan hajatan sudah penuh. Bagi yang akan menyelenggarakan hajatan, sebaiknya jauh-jauh sebelumnya persiapannya. Demikian semoga bermanfaat, aamiin YRA. (Artikel ini telah tayang di Tribun, 29 Juli 2022).
Kaprodi Kewirausahaan
Suyatmi, S.E., M.M.
File Attachments